TNews, LANGKAT – Proyek pengadaan smartboard senilai Rp49,9 miliar di Kabupaten Langkat kembali menjadi sorotan. Dua perusahaan kontraktor, PT Gunung Emas Ekaputra dan PT Global Harapan Nawasena, diduga mencairkan dana proyek meskipun dokumen administrasi proyek mereka dinilai tidak lengkap.
Informasi ini diperoleh dari sumber terpercaya media ini pada Sabtu, 20 September 2025 melalui pesan WhatsApp. Dalam penjelasannya, sumber menyebut ada sejumlah kejanggalan serius dalam dokumen milik kedua perusahaan tersebut.
“Lihat saja berkas mereka. Tidak ada nomor surat, tanggal, bulan, atau tahun pada dokumen penting seperti Berita Acara Pekerjaan maupun Serah Terima Barang. Tapi anehnya dana tetap cair,” ujar sumber tersebut heran.
Dua kontrak utama yang dipersoalkan adalah:
• PT Global Harapan Nawasena, berdasarkan Kontrak Nomor: 04/Disdik. CO1-E. Purch/PA/S.Pes/P.APBD/2024 tertanggal 11 September 2024.
• PT Gunung Emas Ekaputra, berdasarkan Kontrak Nomor: 04/Disdik.C02.Purch/PA/S.Pes/P.APBD/2024 tertanggal 12 September 2024.
Namun, dalam lampiran dokumen seperti Berita Acara Pemeriksaan Barang dan Jasa maupun Serah Terima Barang, ditemukan kekosongan informasi penting: tanpa nomor, tanpa tanggal, tanpa bulan, tanpa tahun. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang legalitas pencairan dana proyek tersebut.
Sumber tersebut mendesak agar Kejaksaan Agung RI segera turun tangan, menyelidiki proyek jumbo ini yang berasal dari APBD 2024.
“Kalau dibiarkan, ini bisa jadi skandal besar. Dugaan kuat ada kongkalikong antara oknum kontraktor dan instansi terkait, khususnya BPKAD Langkat. Jangan sampai publik dibodohi,” tegasnya.*
Peliput: Nanda
