Dosen Universitas Royal Lakukan Diversifikasi Produk Lele Jadi Nugget Bersama Pokdakan Tani Makmur

Gambar: Dosen Universitas Royal Lakukan Diversifikasi Produk Lele Jadi Nugget Bersama Pokdakan Tani Makmur.

TNews, ASAHAN – Tim dosen dari Universitas Royal melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertema “Diversifikasi Produk Olahan Lele Menjadi Nugget Lele” di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Tani Makmur, Desa Tanah Rakyat, Kabupaten Asahan.

Kegiatan berlangsung sejak 17 September hingga 18 Oktober 2025 dan melibatkan dosen serta mahasiswa lintas program studi dari Universitas Royal.

Program ini digagas oleh tiga dosen, yaitu Muhammad Iqbal, M.Kom dan Febby Madonna Yuma, M.Kom dari Program Studi Sistem Informasi, serta Nurhasanah, S.M., M.M. dari Program Studi Manajemen.

Dalam pelaksanaannya, tim turut melibatkan dua mahasiswa — satu dari Program Studi Manajemen dan satu dari Program Studi Sistem Informasi — sebagai bagian dari penerapan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan nyata di masyarakat

Ketua Pokdakan Tani Makmur, Edi Syahputra, menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini karena dinilai mampu memberikan manfaat nyata bagi kelompoknya. Ia mengungkapkan bahwa selama ini hasil panen lele hanya dijual dalam bentuk mentah dengan keuntungan yang relatif kecil.

“Melalui kegiatan ini, anggota kelompok diajarkan cara mengolah lele menjadi produk bernilai tambah, yaitu nugget lele, yang memiliki rasa enak, bergizi, dan lebih mudah diterima oleh konsumen,” terang Edi, Rabu (22/10/2025).

Sebelum dikemas dan dipasarkan secara luas, produk Nugget Lele Tani Makmur terlebih dahulu diuji coba pemasarannya dalam kegiatan RoyalFest Universitas Royal beberapa bulan sebelumnya.

Uji pasar tersebut mendapat respon yang sangat positif dari mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus. Banyak pengunjung memberikan penilaian baik terhadap cita rasa, tekstur, dan harga produk yang dianggap kompetitif.

Berdasarkan hasil positif tersebut, tim dosen kemudian memutuskan untuk melanjutkan pengembangan produk ini melalui program PKM bersama Pokdakan Tani Makmur agar dapat diproduksi secara berkelanjutan.

Selama kegiatan berlangsung, tim dosen memberikan serangkaian pelatihan dan pendampingan yang mencakup standarisasi proses produksi, pengemasan, pelabelan produk, serta penerapan teknologi digital marketing melalui website e-commerce.

Selain itu, dilakukan pula beberapa Focus Group Discussion (FGD) untuk mengevaluasi hasil produksi, membahas strategi pemasaran, dan memastikan kualitas produk tetap konsisten. Pada akhir kegiatan, dilakukan serah terima alat dan inovasi teknologi berupa mesin sanyo, instalasi pipa, alat packaging, bahan produksi, dan sistem pemasaran berbasis e-crm.

Secara ekonomi, diversifikasi produk ini memberikan peningkatan nilai jual yang signifikan. Jika sebelumnya satu kilogram lele mentah hanya dijual sekitar Rp25.000 dengan keuntungan yang sangat tipis, kini setelah diolah menjadi nugget, nilai jualnya meningkat menjadi sekitar Rp 70.000 per kilogram produk jadi. Artinya, terjadi kenaikan nilai ekonomi hampir tiga kali lipat. Dari sepuluh kilogram lele mentah yang biasanya menghasilkan omzet sekitar Rp 250.000, kini mampu menghasilkan omzet hingga Rp 700.000–Rp 750.000 setelah diolah menjadi nugget lele. Berdasarkan perhitungan ekonomi sederhana, dengan mempertimbangkan biaya produksi dan peralatan, titik impas atau Break Even Point (BEP) diperkirakan tercapai setelah memproduksi dan menjual sekitar 223 kilogram nugget lele. Dengan kapasitas produksi rata-rata 50 kilogram per bulan, Pokdakan Tani Makmur dapat mencapai BEP dalam waktu sekitar empat hingga lima bulan produksi aktif, setelah itu seluruh hasil penjualan akan menjadi keuntungan bersih kelompok mitra.

Sementara itu, Ketua tim PKM, Muhammad Iqbal, M.Kom, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara dunia akademik dan masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal berbasis teknologi.

“Kami tidak hanya berfokus pada inovasi produk, tetapi juga membantu masyarakat memahami cara menghitung biaya produksi, menentukan harga jual, dan memasarkan produknya secara digital,” ungkapnya.

Melalui kegiatan ini, Pokdakan Tani Makmur kini memiliki produk unggulan baru, Nugget Lele Tani Makmur, yang siap dipasarkan ke masyarakat luas. Tim dosen Universitas Royal juga berkomitmen untuk mendampingi proses publikasi dan pengurusan sertifikasi halal, sehingga produk ini tidak hanya bernilai ekonomi tetapi juga memenuhi standar keamanan dan kehalalan bagi konsumen.

Sebagai penutup, tim pelaksana PKM menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (DPPM Dirjen Kemendiktiristek) atas dukungan pendanaan dan kepercayaannya sehingga kegiatan bertema “Diversifikasi Produk Olahan Lele Menjadi Nugget Lele pada Kelompok Pokdakan Tani Makmur” dapat terlaksana dengan baik.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Universitas Royal yang telah memberikan dukungan penuh, baik dari sisi fasilitas, kebijakan, maupun koordinasi akademik yang memudahkan pelaksanaan kegiatan ini.

Tim juga berterima kasih kepada Pokdakan Tani Makmur atas antusiasme dan kerja sama aktif selama kegiatan berlangsung. Kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi produk lokal yang berdaya saing.*

Peliput: Ery

Pos terkait

Tinggalkan Balasan