TNews, BINJAI — Dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi HUT ke-80 Republik Indonesia, Paskibraka Nasional 2025 menjalankan tugas sakralnya mengibarkan bendera pusaka Sang Merah Putih, dengan mengusung nama “Indonesia Berdaulat”. Mereka ditemani oleh dua petugas lainnya yang bertugas sebagai Komandan Upacara dan Komandan Kompi Paskibraka.
Namun, perhatian warga Binjai justru tertuju pada salah satu perlengkapan Paskibraka, yaitu sepatu yang dipakai diduga tidak layak dan terkesan asal-asalan. Sepatu yang dikenakan para anggota Paskibraka tampak menggunakan model solasiban — sebuah jenis sepatu yang kurang pantas untuk acara nasional berkelas ini.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyatakan keprihatinannya, “Saya sangat kasihan kepada anak-anak Paskibraka. Sepatu dan perlengkapan lainnya seharusnya disiapkan dengan cermat dan sesuai ukuran, agar mereka bisa tampil maksimal dalam tugas yang istimewa ini.”
Kritikan warga tersebut menyasar langsung pada panitia penyelenggara Pemko Binjai yang dianggap kurang teliti dalam menyiapkan perlengkapan resmi Paskibraka. Tidak hanya soal sepatu, hal ini juga dianggap bisa mencoreng nama baik Walikota H. Amir Hamzah dan Wakil Walikota Hasanul Jihadi.
Media mencoba mengkonfirmasi Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbang POL) Pemko Binjai, namun Kepala Dinas Rusdianto memilih tidak memberikan jawaban terkait isu sepatu ini. Sementara itu, Kabid Kesbang POL Sri Eka Sembiring sempat berkomentar bahwa masalahnya adalah pada kaus kaki yang kebesaran, namun enggan merespon pertanyaan lebih lanjut mengenai sepatu slasiban yang dipakai Paskibraka.
Isu ini pun menjadi pembicaraan hangat masyarakat Binjai yang berharap ada perhatian lebih serius dari pihak terkait demi kelancaran dan kehormatan tugas para Paskibraka.*
Peliput: Nanda