TNews, MEDAN — Bukan di stadion, tapi di depan markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut), semangat juang mahasiswa Sumatera Utara berkobar seperti laga final. Koalisi Intelektual Muda Sumut menggelar aksi demonstrasi panas pada Selasa (26/08), menuntut penutupan sejumlah tempat hiburan malam (THM) yang dituding menjadi sarang peredaran narkoba.
Layaknya aksi protes suporter tim yang kecewa atas kepemimpinan wasit, para mahasiswa meneriakkan yel-yel perjuangan, membawa spanduk, dan menggiring tuntutan mereka ke titik tengah lapangan: Polda Sumut. Mereka menyebut beberapa “arena hiburan” yang tengah jadi sorotan: Clasical KTV, Platinum KTV, Lion KTV, Jet Plane, New Zone, dan Heaven Seven.
Tak hanya menyasar lokasi, nama-nama pemain juga ikut disebut. Guntur CS, diduga bandar narkoba di kawasan Jermal 15, menjadi “pemain kunci” yang diminta segera ditangkap. Mahasiswa mendesak agar aparat tak hanya jadi penonton di tengah maraknya dugaan peredaran narkoba di tempat hiburan malam.
Aksi berjalan selama dua jam, sebelum akhirnya “manajer tim lawan” — Kanit Ditnarkoba Polda Sumut, Aron Siahaan — turun dari tribun untuk menemui langsung para mahasiswa yang menuntut pertandingan terbuka: dialog tatap muka dengan Kapolda Sumut.
Dalam orasi penuh semangat, juru bicara Koalisi, Oza Hasibuan, menyerukan pergantian “pelatih” di jajaran Sat Narkoba Polrestabes Medan, karena dianggap gagal mengatur strategi pemberantasan narkoba.
“Kami minta Kapolda Sumut mencopot Kapolrestabes Medan dan Kasat Narkoba karena terkesan bungkam. Kami ingin Sumut bebas narkoba — bukan jadi lapangan kosong bagi bandar-bandar bermain,” ujar Oza tegas.
Dengan gerakan ini, mahasiswa membawa pesan: pertandingan melawan narkoba belum usai, dan mereka siap bertarung di setiap lapangan, bukan dengan bola, tapi dengan suara dan aksi nyata.*
Laporan : Nanda Putra